REVIEW
KIMIA DASAR
PERTEMUAN
KEEMPAT
NAMA
: LUFITA
NIM
: A1C217021
DOSEN
PENGAMPU : Dr. YUSNELTI, M.Si
PRODI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB
1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Reaksi
kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang mengakibatkan
perubahan strukutur dan molekul. Dalam suatu rekais terjasdi suatu proses
ikatan dimana senyawa pereaksi berekasi menhasilkan senyawa baru (produk).
Seperti yang kita ketahui bahwa air adalah salah satu senyawa paling sederhana
dan paling banyak dijumpai serta senyawa yang peenting.bangsa Yunani kuno
menganggap bahwa air adalah salah satu dari empat unsur (disamping tanah, udara
dan api). bagian terkecil dari air adalah molekul air. Molekul adalah partikel
yang sangat kecil, sehingga jumlah molekul dalma segelas air melebihi jumlah
halaman buku yang ada di bumi ini. Stoikiometri berhubungan dengan hubungan
kuantitatif antar unsur dalam suatu senyawa dan antar zat dalam suatu rekasi.
Istilah itu berasal dari Yunani yaitu stoicheion barati unsur dan mentron
berarti mengukur. Dasra dari semua perhitungan stoikiometri adalah pengetahuan
tentang massa atom dan massa molekul. Oleh karena itu, stoikiometri akan
dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam penentuan massa atom dan massa
molekul.
2. TUJUAN
·
Dapat memepelajari jenis rekasi kimia
secara sistematis
·
Dapat menyelesaikan reaksi redoks dalam
setiap percobaan
·
Dapat mengetahui cara menghitung
persamaan reaksi
·
Dapat mempelajari mengenai hasil
teoriris dan hasil persentase
·
Dapat menegtahui cara pembuatan larutan
dengan cara mengencerkan
·
Dapat mempelajari stoikiometri reaksi
dalam larutan
BAB 2
PEMBAHASAN
1. REAKSI KIMIA DAN KONSEP MOLEKUL
Reaksi kimia
adalah proses di mana suatu zat mengalami perubahan kimia untuk membentuk zat
baru. Pada reaksi kimia, terjadi interaksi dari dua atau lebih bahan kimia yang
menghasilkan satu atau lebih senyawa kimia baru atau mengubah sifat bahan kimia
campuran. Kebanyakan reaksi kimia memerlukan panas, tekanan, radiasi, kondisi
khusus dan atau katalis (zat untuk mempercepat proses reaksi).
Ciri – ciri terjadinya reakis kimia :
Ø Terjadinya perubahan warna
Ø Perubahan
temperatur (suhu)
Ø Terbentkjnya
gelembung gas
Ø Terjadinya
perubahan volume
Ø Terbentuknya
endapan
Ø Terjadinya
perubahan rasa
Ø Terjadinya
perubahan bau
Ø Terjadinya
perubahan konduktivitas
Ø Pemnacaran
cahaya
Ø Terjadi
perubahan titik didih dan titik beku.
Jenis
– jenis reaksi kimia yaitu sebagai berikut :
ü
Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi
antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru. Reaksi
pembakaran adalah jenis reaksi redoks di mana bahan yang mudah terbakar
bergabung dengan oksidator untuk membentuk produk teroksidasi dan menghasilkan
panas (reaksi eksotermis).
Biasanya dalam oksigen, reaksi
pembakaran bergabung dengan senyawa lain untuk membentuk karbon dioksida dan
air. Contoh dari reaksi pembakaran adalah pembakaran naftalena menghasilkan gas
karbon dioksida dan uap air denganpersamaan reaksi sebagai berikut.
C10H8 +
12O2 → 10CO2 + 4H2O
ü
Reaksi Penggabungan
Dalam reaksi penggabungan
(kombinasi) atau reaksi sintesis, dua atau lebih senyawa kimia sederhana
bergabung untuk membentuk produk yang lebih kompleks. Secara matematis,
persamaan reaksi sintesis dituliskan dalam bentuk berikut.
A +
B → AB
Contoh reaksi ini adalah reaksi
kombinasi antara besi dan belerang membentuk besi(II) sulfida dengan persamaan
reaksi sebagai berikut.
8Fe + S8 → 8FeS
ü
Reaksi Penguraian
Dalam Reaksi penguraian
(dekomposisi) atau reaksi analisis yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi
penggabungan di mana suatu zat terurai atau terpecah menjadi dua atau lebih
senyawa baru yang lebih kecil. Secara matematis, bentuk persamaan reaksi
analisis adalah sebagai berikut.
AB → A
+ B
Contoh reaksi dekomposisi adalah
peristiwa elektrolisis senyawa air menjadi oksigen dan gas hidrogen dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
2H2O → 2H2 +
O2
ü
Reaksi Penggantian Tunggal
Reaksi pergantian (subtitusi)
tunggal atau reaksi pertukaran tunggal terjadi apabila sebuah unsur
menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia. Reaksi penggantian
tunggal ini sering disebut juga dengan reaksi pendesakan. Bentuk persamaan
reaksi pemindahan tunggal secara matematis adalah sebagai berikut.
A +
BC → AC + B
Contoh reaksi pertukaran tunggal
adalah reaksi ketika seng bergabung dengan asam klorida. Pada reaksi ini, kedudukan
unsur seng menggantikan kedudukan hidrogen pada produk (hasil reaksi).
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Zn +
2HCl → ZnCl2 + H2
ü
Reaksi Penggantian Rangkap
Dalam reaksi penggantian rangkap
atau reaksi metatesis, dua senyawa obligasi atau ion ditukar untuk membentuk
senyawa yang berbeda. Agar kalian lebih paham, perhatikan bentuk persamaan
reaksi metatesis berikut.
AB +
CD → AD + CB
Contoh reaksi penggantian rangkap
atau penggantian ganda terjadi antara natrium klorida dan perak nitrat membentuk
natrium nitrat dan perak klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NaCl +
AgNO3 → NaNO3 + AgCl
ü
Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Reaksi redoks adalah suatu reaksi
di mana bilang oksidasi (biloks) dari atom-atom yang bereaksi mengalami
perubahan. Apabila terjadi pengurangan bilangan oksidasi disebut reduksi dan
bila terjadi penambahan disebut oksidasi. Perubahan bilangan oksidasi ini
terjadi karena pada reaksi redoks melibatkan transfer elektron antara senyawa
kimia.
Contoh reaksi redoks adalah
reaksi yang terjadi ketika I2 direduksi menjadi I- dan
S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi
menjadi S4O62-. Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut.
2S2O32- +
I2 → S4O62- + 2I–
ü
Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah suatu
proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal(II)
nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan bewarna kuning yaitu timbal(II)
iodida dan larutan kalium nitrat. Persamaan reaksi kimianya adalah sebagai
berikut.
Pb(NO3)2 +
2KI → PbI2 + 2KNO3
ü
Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi atau reaksi
asam-basa adalah jenis reaksi penggantian rangkap yang terjadi antara asam dan
basa. Ion H+ dalam asam bereaksi dengan ion OH- dalam
basa untuk membentuk senyawa air dan garam ionik. Secara matematis, bentuk
persamaan reaksi netralisasi adalah sebagai berikut.
HA + H2O → BOH
+ BA
Contoh reaksi netralisasi adalah
reaksi antara asam bromida dan natrium hidroksida membentuk garam natrium
bromida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
HBr +
NaOH → NaBr + H2O
ü
Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi pembentukan gas adalah
reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas. Contoh reaksi pembentukan gas
adalah reaksi antara besi dengan asam klorida membentuk besi(II) klorida dan
gas hidrogen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
2Fe +
2HCl → FeCl2 + H2
ü
Reaksi Hidrolisis
Reaksi Hidrolisis merupakan
reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air) akan diurai/dipecah kedalam
bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH–(hidroksida)
melalui proses kimiawi. Secara umum, bentuk reaksi hidrolisis adalah sebagai
berikut.
X–(aq)
+ H2O(l) <-> HX(aq) + OH– (aq)
2. REAKSI KIMIA DAN PERSAMAAN
REAKSI
Ketika
Ahli kimia mulai memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi
kimia, maka. mereka selalu memulainya dengan persamaan reaksi. Sesuai dengan
apa yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya suatu persamaan reaksi yang
memperlihatkan gambaran senyawa kimia yang terlibat dalam suatu reaksi kimia.
Dengan memper hatikan suatu persamaan reaksi, kita dapat mengambil kesimpulan
apa yang terjadi.
Untuk
menulis suatu persamaan reaksi, kita harus mampu menulis rumus bangun pereaksi
(senyawa kimia yang ditulis di sebelah kiri panah) dan hasil reaksi (senyawa
kimia yang ditulis di sebelah kanan panah). Bagaimana seorang ahli kimia sampai
kepada kesimpulan tersebul, tergantung dari alasan ditulisnya persamaan reaksi
tersebut.
Salah
satu tujuan pentingnya persamaan reaksi adalah dalam merencanakan percobaan,
yang mana persamaan reaksi memungkinkan kita menetapkan hubungan kuantitatif
yang terjadi di antara pereaksi dan hasil reaksi dan merupakan topik yang akan
diulas dalam halaman-halaman berikut ini. Untuk membantu pengertian ini, maka
persamaan reaksi harus seimbang, yang berarti reaksi harus mengikuti hukum
konservasi massa di mana jumlah setiap macam atom di kedua sisi anak panah
harus sama.
Menyeimbangkan Persamaan Reaksi
Untuk mengurangi kesalahan dalam menulis persamaan reaksi
yang seimbang perlu diperhatikan Langkah-Langkah berikut:
Langkah
1: Tulis persamaan reaksi tak setimbang, perhatikan rumus
molekulnya yang benar (sesuai dengan uraian sebelumnya, sebetulnya Anda tidak
diharapkan mengetahui rumus molekulnya dan juga memperkirakan hasil reaksi apa
yang terbentuk. Mulai sekarang, rumus bangunnya diberikan).
Langkah
2: Persamaan reaksi dibuat seimbang dengan cara menyesuaikan
koefisien yang dijumpai pada rumus bangun pereaksi dan hasil reaksi, sehingga
diperoleh jumlah setiap macam atom sama pada kedua sisi anak panah.
Untuk melaksanakan langkah 2, hal yang sangat penting
diingat adalah bahwa Anda tidak boleh mengubah rumus molekul, balk
pereaksi maupun hasil reaksi. Jika diubah, maka berarti mengubah
sifat senyawa kimia yang ditulis dalam persamaan reaksi, meskipun kita
memperoleh persamaan reaksi yang seimbang, persamaan reaksi itu tetap salah.
Kebanyakan persamaan reaksi sederhana, dapat diketahui
keseimbangan dengan cara pengujian. Hal ini membutuhkan
persamaan reaksi dan menyesuaikan koefisien sampai tercapai jumlah atom yang
sama dari setiap elemen yang ada pada pereaksi dan hasil reaksi. Sebagai
contoh, dapat diperhatikan reaksi yang terjadi di samping ini, yang
memperlihatkan larutan asam klorida (HCI) ditambahkan ke dalam larutan natrium
karbonat (Na2CO3). Hasil reaksinya adalah natrium klorida (NaCl), gas karbon
dioksida (CO2) dan air.
Untuk memperoleh persamaan reaksi yang seimbang, kita
lakukan langkah berikut:
Langkah 1. Tuliskan persamaan reaksi tak seimbang,
dengan cara menuliskan rumus molekul pereaksi dan hasil reaksi yang benar.
Na2CO3 + HCI à NaCl + H20 + CO2
Langkah 2. Tempatkan koefisien di depan rumus molekul
agar reaksinya seimbang. Untuk melakukannya dengan cepat memerlukan banyak
latihan. Meskipun tidak ada dalil tertentu dari mana dimulainya, hal yang
terbaik dilakukan adalah dengan cara memberikan koefisien 1. Dalam persamaan
ini kita mulai dengan Na2CO3- Dalam rumus molekul hanya ada dua atom Na, untuk
membuat seimbang kita tempatkan koefisien 2 di depan NaCl. Dengan demikian
diperoleh:
Na2CO3 + HCI à 2NaC1 + H20 + CO2
Meskipun jumlah Na sudah seimbang, tetapi Cl belum
seimbang, hal ini dapat diperbaiki dengan cara menempatkan koefisien 2 di
depan HCI. Temyata penempatan angka ini menyebabkan hidrogen juga menjadi
seimbang.
Na2CO3 + 2HCI à 2NaC1 + H20 + CO2
Perhatikan bahwa tindakan ini juga menyeimbangkan
hidrogen dan perhitungan dengan cepat tiap unsur akan menunjukkan bahwa
persamaan tersebut sekarang telah seimbang.
Koefisien yang diperoleh dari persamaan di atas bukanlah satu-satunya cara untuk membuat reaksi seimbang. Untuk setiap persamaan reaksi, dapat digunakan angka koefisien yang tidak terbatas agar dapat diperoleh jumlah atom yang sama di antara kedua sisi anak panah. Misalnya, kedua persamaan reaksi berikut seimbang jumlah atom disebelah kiri sama dengan jumlah atom di sebelah kanan anak panah).
2 Na2CO3 + 4 HCI à 4 NaCl + 2 H20 + 2 CO2
5 Na2CO3 + 10 HCI à 10 NaCl + 5 H20 + 5 CO2
Biasanya dalam praktek dengan menggunakan angka-angka
koefisien bilangan bulat yang terkecil sudah dapat diperoleh keseimbangan
reaksi yang tepat (Meskipun demikian, aturan ini kadang-kadang juga
dilanggar untuk reaksi-reaksi tertentu dan hal ini dapat dijumpai pada contoh
berikut ini)
SOAL: Seimbangkan persamaan reaksi pembakaran oktana C8H18 yang merupakan komponen bensin.
C8H 18 +02 à
CO2+H20
PENYELESAIAN: Mula-mula
ditulis C8H 18 (rumus molekulnya sangat kompleks),
diberi koefisien 1. Selanjutnya dibutuhkan 8 CO2 pada sebelah
kanan anak panah agar karbon seimbang dan 9 H20 pada sebelah kanan
agar hidrogen seimbang (9 H20 mengandung 18 atom H , karena setiap H20
mengandung 2 atom H). Dengan demikian diperoleh:
C8H 18 + 02 à 8 CO2 + 9 H20
Selanjutnya kita dapat bekeria pada oksigen. Di
sebelah kanan panah ada 25
atom 0 (2 x 8 + 9 = 25). Di sebelah kiri panah ada satu pasangan 0. Ini berarti kita harus mempunyai 121/2 pasang (molekul 02) agar diperoleh 25 atom 0 dan sama dengan jumlah atom 0 yang ada di sebelah kanan panah. Dengan demikian kita peroleh:
atom 0 (2 x 8 + 9 = 25). Di sebelah kiri panah ada satu pasangan 0. Ini berarti kita harus mempunyai 121/2 pasang (molekul 02) agar diperoleh 25 atom 0 dan sama dengan jumlah atom 0 yang ada di sebelah kanan panah. Dengan demikian kita peroleh:
C8H 18 + 12 ½ 02 à
8 CO2 + 9 H20
Akhirnya kita hilangkan koefisien pecahan dengan cara
mengalikan semua
koefisien dengan 2.
2 C8H18 + 25 02 à
8 CO2 + 9 H20
3. PERHITUNGAN BERDASARKAN
PERSAMAAN REAKSI
Perrsamaan reaksi dapat diartikan
bermacam-macam. Sebagai contoh dapat kita ambil pembakaran etanol, C2H5OH.
alkohol Yang dicampur dengan bensin dalam api yang disebut gasohol.
C2H 5OH + 3 02 à
2 CO2 + 3 H20
Pada tingkat molekul yang submikroskopik itu, kita
dapat memandang sebagai reaksi antara molekul-molekul individu.
I molekul C2H5OH + 3 molekul02 à
2 molekul CO2 + 3 molekul H20
Reaksi ini merupakan reaksi dalam Skala kecil, dikerjakan dalam laboratorium yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Dalam Bab ini dipelajari bahwa perbandingan antara atom suatu elemen yang digunakan untuk membentuk suatu senyawa sama dengan perbandingan jumlah molekul atom yang digunakan. Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).
Cara ini dapat digunakan juga untuk suatu reaksi
kimia. Perbandingan antara molekul yang bereaksi atau yang terbentuk
sama dengan perbandingan antara molekul dari zat tersebut yang bereaksi atau
yang terbentuk. Jadi untuk pembakaran etanol, dapat juga ditulis:
1 mol C2H5OH + 3mol 02 à
2mol CO2 + 3mol H20
Reaksi ini tidak selalu dimulai dari 1 mol C2H5OH.
Jika dibakar 2 molekul etanol, maka:
2 mol C2H5OH + 6mol 02 à
4mol CO2 + 6mol H20
Dengan demikian kita dapat mereaksikan
etanol sebanyak yang kita inginkan, tetapi selalu dijumpai bahwa satu molekul C2H5OH
membutuhkan tiga kali lebih banyak molekul 02 dan setiap satu
molekul C2H5OH yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan
3 molekul H20 . Data ini kita peroleh dari persamaan reaksi, sebab: Koefisien
dalam suatu persamaan reaksi adalah suatu perbandingan dimana,molekul satu zat
bereaksi dengan molekul zat yang berbeda membentuk suatu zat lain.
MENGGUNAKAN PERSAMAAN REAKSI UNTUK PERHITUNGAN DALAM
GRAM
SOAL: Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk
aluminium oksida Al2O3, yang dapat melindungi aluminium
di bawahnya menjadi proses karat. Reaksinya:
4AI + 302 à 2 Al2O3
Berapa jumlah gram 02 yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?
Berapa jumlah gram 02 yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?
ANALISA: Pertanyaan
ini agak lebih sukar dari pada soal-soal sebelumnya. Dalam pertanyaan ini kita
mencari gram bukan mol.
0,300 mol Al <=> ?g 02
Mol Al tidak mempunyai hubungan dengan gram 02 , tetapi
persamaan reaksinya yang sudah ekivalen dapat digunakan untuk menentukan
hubungan mol Al dan mol 02.
4 mol Al <=>3 mol 02
Kita dapat menggunakan persamaan ini untuk menghitung
jumlah mol 02 yang dibutuhkan. Kemudian mol 02 diubah
menjadi gramnya dengan menggunakan massa formula 02.
1 mol 02 <=> 32,0 g 02
PENYELESAIAN: Pertama, kita ketahui jumlah mol 02 yang dibutuhkan
untuk dapat bereaksi dengan Al.
Mol 02 = ¾ ( mol Al) = ¾
(0,03) = 0,225 mol
Kemudian, mol 02 diubah menjadi
gramnya. Dengan demikian jawaban soal kita ketahui.
Gram 02 = 0,225 ( 32) = 7,2 gram 02
Kita butuhkan 7,20 g 02untuk dapat bereaksi
dengan 0,300 mol Al.
4. PERHITUNGAN REAGEN PEMBATAS YANG
DIGUNAKAN UNTUK SUATU REAKSI
Jika kita mereaksikan senyawa kimia biasanya
kita tidak memperhati kan berapa jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi
kelebihan reagen-reagen tersebut. Sering terjadi satu atau lebih reagen
berlebih dan bila hal ini terjadi, maka suatu reagen sudah habis digunakan
sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2dan 1 mol 02 dicampur
dan terjadi reaksi dengan persamaan reaksinya.
2H2 + 02 à 2 H20
Koefisien reaksi itu mengatakan bahwa dalam persamaan
tersebut 1 mol 02 akan mampu bereaksi seluruhnya karena kita
mempunyai lebih dari 2 mol H2 yang diperlukan. Dengan kata
lain, terdapat lebih dari cukup H2 untuk bereaksi sempurna
dengan semua 02. Memang, karena kita memulai dengan 5
mol H2, dapatlah kita mengharapkan bahwa ketika reaksi selesai, ada
3 mol H2 yang tersisa tanpa bereaksi.
Dalam contoh ini 02 diacu sebagai pereaksi pembatas (limiting reac tant) karena bila habis, tidak ada reaksi lebih lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk ( H20 ) dapat terbentuk. Bila dikatakan dengan cara lain, dalam campuran khusus 1 mol 02 dan 5 mol H2 , banyaknya 02 inilah yang membatasi banyaknya H20 yang dapat terbentuk.
Dalam memecahkan soal "pereaksi-pembatas", kita harus menge nali mana yang merupakan pereaksi pembatas. Kemudian, kita hitung banyaknya produk yang terbentuk yang didasarkan pada banyaknya pereaksi pembatas yang tersedia.
REAKSI
DALAM LARUTAN
Banyak reaksi berlangsung dimana pereaksi larut dalam
pelarut menjadi larutan. Misalnya bubuk natriurn klorida, NaCI, dengan kristal
bubuk perak nitrat, AgNO3, tidak terlihat adanya sesuatu terjadi.
Tetapi jika kedua senyawa ini masing-masing kita larutkan terlebih dahulu dalam
air dan kemudian dicampur, suatu reaksi yang cepat akan terjadi, seperti
terlihat pada. Alasan terjadinya perbedaan dalam keadaan yang padat dan keadaan
cair tidak begitu sukar untuk dipahanii. Jika kristal dicampur. hanya permukaan
luarnya saja yang dapat kontak, yang berarti hanya sebagian kecil pereaksi yang
mungkin dapat bereaksi. Jika senyawa ini dilarutkan dalam air, masing-masing
partikel pereaksi daiam keadaan bebas dan dapat dengan mudah bercampur dengan
molekul air. Jika kedua larutan dicampur, partikel kedua senyawa ini bercampur
dan meyebabkan terjadinya reaksi di antara kedua senyawa tersebut lebih cepat.
Persamaan reaksi yang terjadi pada reaksi tersebut adalah
NaCI (aq) + AgNO3(aq) ---) AgCI (s) +
NaNO3(aq)
dimana kita menggunakan kata (aq) untuk
memperlihatkan NaCI, AgNO3 dan NaNO3(aq) berada dalam keadaan larut dalam
pelarut air (aquous solution) dan (s) memperlihatkan AgCI dalam keadaan padat
(solid). Cairan yang berbentuk susu kental dari basil reaksi campuran yang
terlihat disebabkan oleh munculnya zat padat putili AgCl.
Zat padat yang terbentuk dalam larutan sebagai hail
suatu reaksi kimia seperti ini disebut endapan (presipitat).
Suatu reaksi kimia dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuknya suatu endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, seperti reaksi antara asam klorida dengan natrium karbonat . Kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna.
Konsentrasi
Molar
Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan
secara kuantitatif dan hal ini dapat dilihat selanjutnya dalam modul ini,
bahwa ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara kuantitatif.
Suatu istilah yang sangat berguna yang berkaitan dengan stoikiometri suatu
reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau molaritas, dengan
simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut dalam larutan dibagi dengan
volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Molaritas (M) = mol solut : liter larutan
Larutan yang mengandung 1,00 mol NaCI dalam 1,00 L larutan mempunyai molaritas 1,00 mol NaCl/L larutan) atau 1,00 M dan disebut 1,00 molar larutan. Cobalah diperhatikan suatu contoh yang memperlihatkan bagaimana menghitung suatu larutan.
5. HASIL TEORITIS DAN HASIL
PERSENTASE
a. Hasil teoritis
Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang
diperoleh dari reaksi yang berlangsung sempurna. Persen hasil adalah ukuran
efisiensi suatu reaksi. Dari persamaan reaksi yang sudah setara dapat dihitung
banyaknya zat pereaksi atau produk reaksi. Perhitungan ini dilakukan dengan
melihat angka perbandingan mol dari pereaksi dan produk reaksi. Semua perekasi
tidak semuanya dapat bereaksi. Salah satu pereaksi habis berekasi sedangkan yang
lainnya berlebihan.perekasi yang habis berekasi disebut perekasi pembatas,
karena membatasi kemungkinan reaksi terus berlangsung. Sehingga produk reaksidi
tentukkan oleh pereaksi pembatas.
b. Hasil persentase
Hasil persentase suatu rekasi adalah nisbah
jumlah produk sesungguhnya yang diperoleh (eksperimental) atau hasil nyata
terhadap hasil teoritis dari persamaan reaksi dikali seratus persen.
Hasil nyata % hasil = x 100%
Contoh : jika 68,5 g karbon di dalm udara
a. berapa hasil teoritis CO2 yamg
dihasilkan
b. jika CO2 hasil eksperimen
menghasilkan 237 g CO2
penyelesaian :
a. Reaksi C(s) + O2(g) ―› CO2(g)
mol C = 68,4 g / 12 g mol -1 = 5,7
mol
mol CO2
= 5,7 mol x 44 g mol -1 = 250,8 g
b. % hasil = x 100%
237 g CO2 = 2 x 100% = 94,5 %
6. REAKSI DALAM LARUTAN
Hampir sebagian besar
reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Ada tiga ciri reaksi yang
berlangsung dalam larutan, yaitu terbentuk endapan, gas, dan penetralan
muatan listrik. Ketiga reaksi tersebut
umumnya tergolong reaksi metatesis yang melibatkan ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu, Anda perlu
mengetahui lebih jauh tentang ion-ion dalam larutan.
1. Persamaan Ion dan Molekul
Selama ini, Anda menuliskan reaksi-reaksi kimia di
dalam larutan dalam bentuk molekuler. Contoh, reaksi antara natrium karbonat
dan kalsium hidroksida. Persamaan reaksinya:
Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(aq) →
2NaOH(aq) + CaCO3(s)
Persamaan reaksi ini disebut persamaan
molekuler sebab zat-zat yang bereaksi ditulis dalam bentuk molekul.
Persamaan molekul tidak memberikan petunjuk bahwa reaksi itu melibatkan ion-ion
dalam larutan, padahal Ca(OH)2 dan Na2CO3 di dalam
air berupa ion-ion. Ion-ion yang terlibat dalam reaksi tersebut adalah ion Ca2+dan ion OH– yang
berasal dari Ca(OH)2, serta ion Na+ dan ion CO32– yang berasal dari Na2CO3. Persamaan
reaksi dalam bentuk ion ditulis sebagai berikut.
2Na+(aq) + CO32–(aq) + Ca2+(aq) +
2OH–(aq) →2Na+(aq )+ 2OH–(aq) + CaCO3(s)
Persamaan ini dinamakan persamaan ion,
yaitu suatu persamaan reaksi yang melibatkan ion-ion dalam larutan. Petunjuk
pengubahan persamaan molekuler menjadi persamaan ion adalah sebagai berikut.
1. Zat-zat ionik, seperti NaCl umumnya ditulis sebagai
ion-ion. Ciri zat ionik dalam persamaan reaksi menggunakan fasa (aq) .
2. Zat-zat yang tidak larut (endapan) ditulis sebagai
rumus senyawa. Ciri dalam persamaan reaksi dinyatakan dengan fasa (s).
Dalam persamaan ionik, ion-ion yang muncul di kedua
ruas disebut ion spektator (ion penonton), yaitu ion-ion yang
tidak turut terlibat dalam reaksi kimia. Ion-ion spektator dapat dihilangkan
dari persamaan ion. Contohnya, sebagai berikut.
2Na+(aq) + CO32–(aq) + Ca2+(aq) +
2OH–(aq) →2Na+(aq) + 2OH–(aq) + CaCO3(s)
Sehingga persamaan dapat ditulis menjadi:
Ca2+(aq) + CO32–(aq)
→CaCO3(s)
Persamaan ini dinamakan persamaan ion bersih.
Dalam hal ini, ion OH– dan ion Na+tergolong ion-ion spektator.
Contoh Penulisan Persamaan Ion Bersih
Tuliskan persamaan ion bersih dari persamaan molekuler
berikut.
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)⎯⎯→2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Jawab:
Natrium karbonat dalam air terurai membentuk ion-ion
Na+ dan CO32–. HCl juga terurai dalam air menjadi ion H+ dan
Cl–. Setelah terjadi reaksi, hanya NaCl yang tetap berada dalam bentuk ion-ion,
yaitu Na+ dan Cl–, sedangkan yang
lainnya berupa cairan murni dan gas. Karena Na+ dan Cl– tetap sebagai ion, ion-ion ini disebut ion
spektator. Dengan demikian, persamaan ion bersihnya sebagai berikut.
H+(aq) + CO32–(aq) →H2O(l) + CO2(g)
a. Reaksi Pengendapan
Reaksi dalam larutan tergolong reaksi pengendapan jika
salah satu produk reaksi tidak larut di dalam air. Contoh zat yang tidak larut
di dalam air, yaitu CaCO3 dan BaCO3. Untuk mengetahui kelarutan suatu zat diperlukan
pengetahuan empirik sebagai hasil pengukuran terhadap berbagai zat.
Perhatikanlah reaksi antara kalsium klorida dan natrium fosfat berikut.
3CaCl2 + 2Na3PO4 →Ca3(PO4)2 + 6NaCl
NaCl akan larut di dalam air, sedangkan Ca3(PO4)2 tidak larut. Senyawa-senyawa fosfat sebagian
besar larut dalam air, kecuali senyawa fosfat dari natrium, kalium, dan
amonium. Oleh karena itu, persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut.3CaCl2(aq) + 2Na3PO4(aq) →Ca3(PO4)2(s) +
6NaCl(aq)
Dengan menghilangkan ion-ion spektator dalam persamaan
reaksi itu, perasamaan ion bersih dari reaksi dapat diperoleh.
3Ca2+(aq) +
2PO43–(aq) →Ca3(PO4)2(s)
Contoh Meramalkan Reaksi Pembentukan Endapan
Tuliskan persamaan molekuler dan persamaan ion bersih
dari reaksi berikut.
Al2(SO4)3 + 6NaOH
→2Al(OH)3 + 3Na2SO4
Jawab:
Menurut data empirik diketahui aluminium sulfat larut,
sedangkan aluminium hidroksida tidak larut. Oleh karena itu, reaksi pengendapan
akan terjadi.
Al2(SO4)3(aq) +
6NaOH(aq) →2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Untuk memperoleh persamaan ion bersih, tuliskan zat
yang larut sebagai ion-ion dan ion-ion spektator diabaikan.
2Al3+(a ) + 3SO42–(aq) +
6Na+(aq) + 6OH–(aq)→
2Al(OH)3(s) + 6Na+(aq) + 3SO42–(aq)
Jadi, persamaan ion bersihnya sebagai berikut.
Al3+(aq) +
3OH– (aq) → Al(OH)3(s)
b. Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi kimia dalam larutan, selain dapat membentuk
endapan juga ada yang menghasilkan gas. Misalnya, reaksi antara natrium dan
asam klorida membentuk gas hidrogen. Persamaan reaksinya:
Na(s) + 2HCl(aq) →2NaCl(aq) + H2(g)
Contoh Reaksi Kimia yang Menghasilkan Gas
Tuliskan persamaan molekuler dan persamaan ionik untuk
reaksi seng sulfida dan asam klorida.
Jawab:
Reaksi metatesisnya sebagai berikut.
ZnS(s) + 2HCl(aq)⎯⎯→ZnCl2(aq) + H2S(g)
Dari data kelarutan diketahui bahwa ZnS tidak larut
dalam air, sedangkan ZnCl2
larut. Dengan demikian, persamaan ionnya sebagai
berikut.
ZnS(s) + 2H+(aq)⎯⎯→Zn2+(aq) + H2S(g)
Apa yang terjadi jika asam direaksikan dengan basa? Misalkan kita mencampurkan larutan
HCl 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M. Di dalam air, asam kuat terurai membentuk
ion H+ dan ion sisa asam. Keberadaan ion H+ dalam larutan asam ditunjukkan oleh nilai pH
yang rendah (pH = –log [H+] < 7). Dalam larutan basa akan terbentuk ion OH–
dan ion sisa basa. Keberadaan ion OH– dalam
larutan basa ditunjukkan oleh nilai pH yang tinggi (pH = 14 – pOH > 7). Jika
larutan asam dan basa dicampurkan akan terjadi reaksi penetralan ion H+ dan OH–. Bukti terjadinya reaksi penetralan
ini ditunjukkan oleh nilai H mendekati 7 (pH ≈ 7). Nilai pH ≈ 7 menunjukkan
tidak ada lagi ion H+ dari asam dan ion OH– dari basa
selain ion H+ dan OH– hasil
ionisasi air. Dengan demikian, pada dasarnya reaksi asam basa adalah reaksi
penetralan ion H+ dan OH–. Persamaan reaksi molekulernya:
HCl(aq) + NaOH(aq ) →NaCl(aq)
+ H2O(l)
Persamaan reaksi ionnya:
H+(aq)+ Cl–(aq)+ Na+(aq)+OH–(aq) →Na+(aq)+ Cl(aq)+
H2O(l)
Persamaan ion bersihnya:
H+(aq) + OH–(aq) →H2O(l)
Reaksi asam basa disebut juga reaksi
penggaraman sebab dalam reaksi asam basa selalu dihasilkan garam. Pada
reaksi HCl dan NaOH dihasilkan garam dapur (NaCl). Beberapa contoh reaksi
penetralan asam basa atau reaksi pembentukan garam sebagai berikut.
a. H2SO4(aq) + Mg(OH)2(aq) →MgSO4(aq) + 2H2O(l)
b. HNO3(aq) +
Ca(OH)2(aq) →Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
c. HCl(aq) + NH4OH(aq) →NH4Cl(aq) + H2O(l)
3. Perhitungan Kuantitatif Reaksi dalam Larutan
Perhitungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia dalam
larutan umumnya melibatkan konsentrasi molar dan pH. Hal-hal yang perlu
diketahui dalam mempelajari stoikiometri larutan adalah apa yang diketahui dan
yang ditanyakan, kemudian diselesaikan dengan empat langkah berikut.
1. Tuliskan persamaan reaksi setara.
2. Ubah besaran yang diketahui ke satuan mol.
3. Gunakan perbandingan koefisien dari persamaan kimia
setara untuk menentukan besaran yang tidak diketahui dalam mol.
4. Ubah satuan mol ke dalam besaran yang ditanyakan.
4. Perhitungan pH Campuran
Jika larutan asam atau basa dicampurkan dengan larutan
asam atau basa yang sejenis atau berbeda jenis maka konsentrasi asam atau basa
dalam larutan itu akan berubah. Perubahan konsentrasi ini tentu akan mengubah
pH larutan hasil pencampuran.
Contoh Menghitung pH Campuran Asam yang Sama
Sebanyak 50 mL larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan
100 mL larutan HCl 0,5 M.
Berapakah pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan?
Jawab:
pH 50 mL larutan HCl 0,1 M = –log [H+] = 1,0
pH 100 mL larutan HCl 0,5 M = –log (0,5) = 0,3
Setelah dicampurkan, volume campuran menjadi 150 mL.
Jumlah mol HCl dalam campuran sebagai berikut.
50 mL × 0,1 mmol mL–1 HCl = 5 mmol
100mL × 0,5 mmol mL–1 HCl = 50 mmol
Konsentrasi molar HCl dalam campuran = 55mmol/ 150mL =
0,367 MJadi, pH campuran = –log [0,367] = 0,44
Pencampuran larutan asam dan basa akan membentuk
reaksi penetralan. Jika jumlah mol asam dan basa dalam campuran itu
sama,terjadilah penetralan sempurna sehingga pH larutan sama dengan 7. Tetapi,
jika terdapat salah satu pereaksi berlebih, kelebihannya akan menentukan pH
larutan hasil pencampuran.
Contoh Menghitung pH Campuran Asam dan Basa
Jika 25 mL HCl 0,5 M dicampurkan dengan 50 mL NaOH
0,1M, bagaimanakah pH hasil pencampuran?
Jawab:
Untuk mengetahui nilai pH campuran asam basa, perlu
ditentukan jumlah mol asam atau basa yang berlebih setelah terjadi reaksi
penetralan.
H+(aq) + OH–(aq) →H2O(l)
Jumlah mol ion H+ dalam HCl =
25 mL × 0,5 mmol mL–1 = 12,5 mmol
Jumlah mol ion OH– dalam NaOH
= 50 mL × 0,1 mmol mL–1 = 5 mmol
Seluruh ion OH– dinetralkan
oleh ion H+ sehingga sisa ion H+ dalam larutan sebanyak 7,5 mmol. Karena volume
campuran 75 mL maka konsentrasi molar ion H+ sisa:
[H+] = 7,5mmol/ 75mL
= 0,1 M
Dengan demikian, pH campuran = –log (0,1) = 1.
Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit
Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui
bersama bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dapat
mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan
listrik. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menuliskan reaksi
ionisasi larutan elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi
ionisasi berikut ini. Kita dapat dengan mudah menuliskan reaksi ionisasi suatu
larutan elektrolit hanya dengan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi
larutan elektrolit. Anda harus memahami pedoman tersebut jika ingin bisa
menuliskan reaksi ionisasinya.
Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.
1. Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
HxZ (aq)-> x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh:
• HCl(aq)-> H+(aq) + Cl–(aq)
• H2SO4(aq)-> 2 H+(aq) + SO42–(aq)
• HNO3(aq)-> H+(aq) + NO3–(aq)
b. Basa kuat
M(OH)x(aq)-> Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh:
• NaOH(aq)-> Na+(aq) + OH–(aq)
• Ba(OH)2(aq)-> Ba2+(aq) + 2 OH–(aq)
• Ca(OH)2(aq)-> Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq)-> x My+(aq) + y Zx–(aq)
Contoh:
• NaCl(aq)-> Na+(aq) + Cl–(aq)
• Na2SO4(aq)-> 2 Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq)-> 2
Al3+(aq) + 3SO42–(aq)
2. Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq) x H+(aq) +
Zx–(aq)
Contoh:
CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO–(aq)
H2SO3(aq) 2 H+(aq) + SO32–(aq)
H3PO4(aq) 3 H+(aq) + PO4–(aq)
b. Basa lemah
M(OH)x(aq) Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh:
NH4OH(aq) NH4+(aq) +
OH–(aq)
Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3 OH–(aq)
Fe(OH)2(aq) Fe2+(aq) + 2 OH–(aq)
Reaksi asam basa atau reaksi penetralan adalah reaksi
yang terjadi antara asam (H+)
dan basa (OH–) menghasilkan H2O yang bersifat netral.
Adapaun contoh reaksi penetralan adalah sebagai
berikut:
1. Reaksi: Asam + Basa –> Garam + Air
HNO3 (aq) + KOH (aq) –>
KNO3 (aq) + H2O (l)
H2SO4 (aq) + Ca(OH)2 (aq) –>
CaSO4 (aq) + H2O (l)
2. Reaksi: Asam + Oksida Basa –> Garam + Air
2HCl (aq) +
CaO (s) –> CaCl2 (aq) + H2O (l)
2HNO3 (aq) + Na2O (s) –> Na(NO3)2 (aq) + H2O (l)
3. Reaksi: Asam + Amonia –> Garam
HCl (aq) + NH3 (g) –> NH4Cl (aq)
H2SO4 (aq) +2 NH3 (g) –> (NH4)2SO4 (aq)
Ammonia (NH3) termasuk basa
yang berupa senyawa molekul sehingga dibedakan dari 2 jenis basa lainnya, yakni
senyawa ion yang dapat melepas ion OH– dan okisda
basa. Terdapat senyawa molekul basa lainnya seperti metilamina (CH3NH2) tetapi
reaksinya tidak umum seperti halnya ammonia.
4. Reaksi: Oksida asam + Basa –> Garam + Air
SO3 (g) + 2NaOH (aq) –> Na2SO4 (aq) + H2O (l)
CO2 (g) + Mg(OH)2 (aq) –> MgCO3 (aq) + H2O (l)
Reaksi Pendesakan Logam
Reaksi pendesakan logam adalah reaksi di mana logam mendesak kation
logam lain atau hydrogen dalam suatu senyawa. Reaksi ini dapat berlangsung
apabila logam berada di sebelah kiri dari logam/H yang didesak dalam deret
Volta. Pada reaksi ini, produk reaksi berupa endapan logam, gas, dan air.
Deret Volta merupakan urutan unsur-unsur yang disusun
berdasarkan data potensial reduksi. berikut beberapa unsur yang dapat dihapal
berdasarkan urutan potensial reduksinya:
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Fe – Ni –
Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Adapun contoh reaksi pendesakan logam adalah sebagai
berikut:
1. Reaksi: Logam 1 + Garam 1 –> Garam 2 + Logam 2
Zn (s) + CuSO4 (aq) –> ZnSO4 (aq) +
Cu (s)
2Al (s) + 3FeSO4 (aq) –> Al2(SO4)3 (aq) +
3Fe (s)
Cu (s) + Na2SO4 (aq) –>
tidak bereaksi karena Cu berada di sebelah kanan deret volta
2. Reaksi: Logam + Asam –> Garam + Gas Hidrogen
Mg (s) +
HCl (aq) –> MgCl2 (aq) + H2 (g)
Zn (s) + H2SO4 (aq) –>
ZnSO4 (aq) + H2 (g)
Ag (s) +
HCl (aq) –> tidak bereaksi karena Ag berada di
sebelah kanan deret volta
3. Reaksi: Logam + Asam –> Garam + Air + Gas
2Fe (s) + 6 H2SO4 (aq) –>
Fe2(SO4)3 (aq) + 6 H2O (l) + 3SO2 (g)
Cu (s) + 4HNO3 (aq) –> Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) + 2NO2 (g)
Reaksi Metatesis (Pertukaran Pasangan)
AB + CD –> AC + BD
Pada reaksi ini setidaknya satu produk reaksi akan
membentuk endapan, gas, atau elektrolit lemah. Gas dapat berasal dari peruraian
zat hipotetis (asam dan basa hipotetis terurai menjadi gas dan air) yang
bersifat tidak stabil seperti berikut ini:
H2CO3 –> CO2 (g) + H2O (l)
H2SO3 –> SO2 (g) + H2O (l)
NH4OH –> NH3 (g) + H2O (l)
1. Reaksi: Garam 1 + Asam 1 –> Garam 2 + Asam 2
AgNO3 (aq) +
HBr (aq) –> AgBr (aq) + HNO3 (aq)
ZnS (s) +
2HCl (aq) –> ZnCl2 (aq) + H2S (aq)
2. Reaksi: Garam 1 + Basa 1 –> Garam 2 + Basa 2
CuSO4 (aq) +
2NaOH (aq) –> Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (aq)
NH4Cl (aq) + KOH (aq) –>
KCl (aq) + NH4OH (aq)
3. Reaksi: Garam 1 + Garam 2 –> Garam 3 + Garam 4
AgNO3 (aq) +
NaCl (aq) –> AgCl (aq) + NaNO3 (aq)
2KNO3 (aq) + MgCl2 (aq) –> 2KCl (aq) + Mg(NO3)2 (aq)
6. PEMBUATAN LARUTAN DENGAN CARA
MENGENCERKAN
Pembuatan
larutan
Untuk membuat suatu larutan dalam laboratorium maka
diperlukan cara-cara tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat
membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang yang telah bekerja di suatu
instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi semua orang.
Misalnya pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah
dengan cara menambahkan asam sulfat pada aqudes bukan sebaliknya.
Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat,
sehingga air akan mengapung di atas asam sulfat karena massa jenisnya lebih
rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di lakukan dengan cara menambahkan
aqudes pada asam sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih, sama
seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas. Reaksi antara asam sulfat dengan
air adalah sebagai berikut:
H2SO4 + H2O → H3O+ +
HSO4–
HSO4– + H2O → H3O+ +
SO42-
Untuk pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu
dapat dilakukan dengan cara mengencerkan larutan pekatnya atau membuat dari
kristalnya. Untuk membuat larutan dengan jalan mengencerkan larutan pekat atau
dari kristalnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Untuk membuat larutan 250 mL larutan K2CrO4 0,25
M dari kristal K2CrO4. Hal pertama yang perlu dilakukan
yaitu menghitung jumlah mol dari larutan.
Penimbangan sebaiknya menggunakan timbangan yang
memiliki ketelitian tinggi dan jangan menggunakan kertas saring tetapi
menggunakan kertas arloji sebab jika menggunakan kertas saring maka akan ada
sebagian kristal akan tetrtinggal pada sela-sela kartas saring. Akibatnya
mengurangi hasil timbangan, penimbangan yang salah akan mempengaruhi
konsentrasi larutan yang dibuat.
Kristal yang telah ditimbang dilarutkan dalam aquades
pada tempat yang lebih luas seperti gelas beaker dengan sedikit aquades dan
jangan lupa untuk membilas kaca arloji agar tidak ada kristal yang tertinggal
(catatan: jika kristal yang dilarutkan dalam jumlah sedikit, pelarutan
dilakukan dengan menambahkan kristal ke dalam aquades sebaliknya jika kristal
dalam jumlah besar menambahkan aquades pada kristal yang telah berada dalam
gelas ukur).
Setelah semua kristal larut, larutan yang telah
diperoleh dimasukan ke dalam labu ukur leher panjang 250 mL dan melanjutkan
penambahan aquades hingga tanda batas pada labu ukur dan ketika mendekati tanda
batas sebaiknya penambahan aquades menggunakan pipet tetes untuk menghindari
kelebihan aquades yang ditambahkan. Setelah tepat pada tanda batas (cara melihat:
untuk aquades atau larutan-larutan lain yang membentuk cekungan dapat lihat
dari cekungannya tepat pada tanda batas, dan untuk larutan yang mengembung di
lihat dari kembungannya).
Setelah aquades ditambahkan kocok beberapa saat lalu
simpan pada tempat yang bersih dan jangan lupa memberi label K2CrO4 0,25
M agar tidak terjadi kekeliriuan.
Pengenceran
larutan
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium
umumnya dalam bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih
rendah biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan
menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat. Penambahan aquades ini
mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah mol zat
terlarut tetap. (gambar 2)
Selain cara di atas pengenceran dapat dilakukan dengan
cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan
dibuat. Misalnya kita akan membuat larutan 250 mL 0,01 M maka berapa mL larutan
awal yang harus diambil untuk diencerkan?. Untuk menentukan kita masih tetap
menggunakan rumus pengenceran yaitu
V1M1 = V2M2
V1 . 0,25 M = 250 mL x 0,01 M
V1 = 2,5/0.25 mL
V1 = 10 mL
Jadi untuk membuat larutan 250 mL K2CrO4 0,01
M diperlukan 10 mL larutan K2CrO4 0,25 M.
untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya
menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan pipet ukur
atau gelas ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi (kualitatif).
7. STOIKIOMETRI REAKSI DALAM
LARUTAN
Banyaknya
zat terlarut dalam suatu larutan dapat diketahui jika volume dan konsentrasi
larutan diketahui dengan menggunakan rumus :
n = M x
V
Pada
dasarnya stoikiometri larutan sama denan stoikiometri reaksi pada umumnya yaitu
perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan perbandingan
koefisien reaksi.
Hitungan
Stoikimetri Sederhana
Jika hanya
satu data mol zat yang diketahui dari reaksi, maka reaksi ini digolongan ke
dalam reaksi stoikiometri sederhana. Untuk mencari penyelesaiannya dapat
diikuti langkah - langka berikut:
1.
Menuliskan persamaan reaksi setaranya : tujuannnya karena perbandingan mol sama
dengan koefisien
2.
Menentukan jumlah mol zat yang diketahui.
3.
Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan dengan menggunakan konsep
perbandingan.
4.
Meneyesuaikan jawaban dengan hal yang ditanyakan.
Contoh
Soal:
Gas
hidrogen dapat dibuat dengan reaksi antara logam seng dengan asam sulfat.
Hitunglah volume asam sulfat 2M yang dibutuhkan untuk menghasilkan 6,72 L gas
hidrogen pada STP?
Pembahasan:
Langkah -
Langkah (jika kalian nanti suadah mahir, maka caranya akan menjadi lebih cepat)
Menuliskan
persamaan reaksi setaranya
Zn + H2SO4 →
ZnSO4 + H2
Zat yang datanya diketahui
dalam reaksi di atas adalah gas hidrogen.
V = 6,72 L pada STP(ingan 1
mol gas pada STP = 22,4 L)
mol H2 = V/22,4
= 6,72 L/22,4 L/mol
= 0,3 mol
Zat yang ditanyakan adalah
volume asam sulfat yang dibutuhkan, maka kita menggunakan perbandingan
koefisien.
mol H2SO4 = koefisien yang ditanya/
koefisien yang diketahui x mol yang diketahui
= 1/1 x 0,3 mol
= 0,3
mol
Kemudian baru mencari volume
yang dibutuhkan
Volume H2SO4 = V = n/M = 0,3 / 2
= 0,15 L = 150 mL
Hitungan stoikiometri dengan
pereaksi pembatas
Jika ada dua zat yang
diketahui datanya, maka ada salah satu zat yang akan habis bereaksi dan yang
lain bersisa. Zat yang habis bereaksi ini disebut sebagai pereaksi pembatas.
Untuk itu stoikiometri dalam reaksinya disesuaikan dengan perbandingan mol dari
zat yang habis bereaksi ini. Untuk lebih mudahnya perhatikanlah contoh berikut:
Contoh:
Hitunglah massa endapan yang
terbentuk dari reaksi 50 mL timbal(II)nitrat 0,1 M dengan 50 mL larutan kalium
iodida 0,1 M.(Ar Pb = 207, I=127)
Pembahasan:
Pertama tetap kita akan
membuat persamaan reaksinya
Pb(NO3)2 +
2KI → PbI2 + 2KNO3
Menentukan pereaksi pembatas:
Jumlah mol Pb(NO3)2 = M x V = 50 mL x 0,1
M = 5 mmol
Jumlah mol KI = M x V = 50 mL
x 0,1 M = 5 mmol
Untuk menentukan perekasi
pemabatas maka bagilah mol mula - mula dengan koefisien zat pada reaksi
setaranya. Jika nilainya lebih kecil maka zat tersebut yang habis bereaksi.
Pb(NO3)2 = n mula - mula
/koefisien = 5/1 =
5
KI = n mula - mula /koefisien
= 5/2 = 2,5
Karena hasil bagi KI lebih
kecil maka KI bertindak sebagai pereaksi pembatas artinya semua mol KI yang
tersedia di awal akan habi bereaksi.
Yang ditanyakan adalah massa yang mengendap.
Yang ditanyakan adalah massa yang mengendap.
mol PbI2 terbentuk = 2,5 mmol
massa PbI2 = n x Mr = = 2,5 x 461 =
= 1152,5 mg = 1,1525 gram
Daftar pustaka
http://blogmipa-kimia.blogspot.co.id/2017/08/pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contoh-reaksi-kimia.html
https://surekanyuk.wordpress.com/2013/05/16/reaksi-dalam-larutan/
Hotels Near Harrah's Casino and Racetrack - Mapyro
BalasHapusFind the cheapest 제주도 출장마사지 hotels near Harrah's 김해 출장안마 Casino and Racetrack in Las Vegas, NV. Hotels with Hotels with Hotels with 충청북도 출장안마 Hotels with Hotels with Hotels 포항 출장안마 with 거제 출장마사지 Hotels with